Kamis, 25 Desember 2008

Keutamaan menikah, keberkahan dan kesialannya


Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada halangan bagi seorang mukmin untuk membangun rumah tangga, karena Allah memberi rizki setiap makhluk hidup yang ada di bumi dengan Lailaha illallah.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Rasulullah saw bersabda:
من تزوج فقد أحرز نصف دينه فليتق الله في النصف الباقي
“Barangsiapa yang menikah, ia telah menjaga separuh agamanya. Maka takutlah kepada Allah dalam separuh sisanya.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Rasulullah saw bersabda:
ما بنى بناء في الاسلام أحب إلى الله من التزويج
“Tidak ada bangunan di dalam Islam yang lebih dicintai oleh Allah daripada pernikahan.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Rasulullah saw bersabda:
من أحب فطرتي فليستن بسنتي ومن سنتي النكاح
“Barangsiapa yang mencintai fitrahku, maka hendaknya ia mengikuti sunnahku dan di antara sunnahku adalah menikah.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Rasulullah saw bersabda:

من كان له ما يتزوج به فلم يتزوج فليس منا
“Barangsiapa yang telah mampu menikah lalu tidak menikah, maka ia bukan golonganku.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Rasulullah saw bersabda:
“Datangkan rizki melalui pernikahan.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Barangsiapa yang tidak menikah karena takut pada kefakiran, maka ia telah berburuk sangka kepada Tuhannya, karena Allah swt berfirman: ‘Jika kamu fakir, aku akan mencukupinya dari karunia-Nya (An-Nur: 32)’.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Rasulullah saw bersabda:

يا شاب تزوج وإياك والزنا، فإنه ينزع الايمان من قلبك
“Wahai pemuda, menikahlah dan jauhi perzinaan. Sesungguhnya zina itu mencabut keimanan dari hatimu.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Rasulullah saw bersabda:

تزوجوا النساء، فإنهن يأتين بالمال
“Nikahi perempuan, karena sesungguhnya mereka datang bersama harta.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata bahwa Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
“Syafaat yang paling utama adalah saling memberi syafaat antara pasangan suami-isteri sehingga Allah menghimpun diantara keduanya.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Rasulullah saw bersabda:
“Hendaknya kamu menikah, karena denganmu umatku bertambah banyak pada hari kiamat, sehingga anak yang keguguran ia akan datang menunggu di pintu surga. Lalu dikatakan kepadanya: masuklah ke surga. Ia menjawab: Tidak, sehingga kedua orang tuaku masuk ke surga sebelumku.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Rasulullah saw bersabda:
“Dua rakaat shalat yang dilakukan oleh orang yang menikah lebih utama dari shalat yang dilakukan orang yang bujangan dalam qiyamul layl dan puasa di siang harinya.” (Makarimul Akhlaq: 197)

Rasulullah saw bersabda:
“Mayitmu yang paling hina adalah mayit yang bujang.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Rasulullah saw bersabda:
“Wahai kaum muda, barangsiapa yang punya kemampuan untuk menikah, maka menikahlah, Karena dengan menikah dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya rajin berpuasa, karena hal itu dapat mengurangi nafsu birahi.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Dua rakaat shalat yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah lebih utama dari tujuh puluh rakaat shalat yang dilakukan oleh orang bujangan.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Seorang yang semakin cinta pada isterinya, maka semakin utama imannya.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Perbanyaklah kebaikan melalui isteri.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:

“Nikahlah dan jangan mentalak, karena sesungguhnya talak menggoncangkan arasy.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Nikahlah dan jangan mencerai, karena sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang banyak menikah dan banyak mencerai.” (Makarimul Akhlaq: 196)

Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang ingin menjumpai Allah dalam keadaan suci dan disucikan, maka hendaknya ia menjumpai-Nya dengan isteri yang sholehah.” (Makarimul Akhlaq: 197)

Imam Ali Zainal Abidin (sa) berkata:
“Barangsiapa yang menikah karena Allah azza wa jalla dan untuk menyambung keluarga, ia akan menghadap Allah dengan mahkota kerajaan.” (Makarimul Akhlaq: 198)

Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang diberi kemudadahan dan belum juga menikah, maka ia bukan golonganku.” (Makarimul Akhlaq: 198)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
من تزوج والقمر في العقرب لم ير الحسنى. وروي أنه يكره التزويج في محاق الشهر
“Barangsiapa yang melangsungkan akad nikah ketika bulan berada di bintang ‘aqrab (scorpio), maka ia tidak akan melihat kebaikan.” Dalam riwayat yang lain dikatakan: “Makruh hukumnya melangsungkan akad nikah hari Mahaq. “(Makarimul Akhlaq: 198)
Hari Mahaq adalah tgl 29 dan 30 hijriyah.

Rasulullah saw bersabda:
“Perempuan yang paling utama dari umatku adalah yang paling bagus wajahnya dan paling sedikit maharnya.” (Makarimul Akhlaq: 198)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Diantara keberkahan perempuan adalah yang sedikit maharnya dan memudahkan kelahirannya. Dan kesialan perempuan adalah yang memberatkan maharnya dan menyulitkan kelahirannya.” (Makarimul Akhlaq: 198)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Kesialan terdapat dalam tiga sesuatu: kendaraan, perempuan, dan rumah. Kesialan perempuan adalah yang mahal maharnya, dan sulit klahirannya. Kesialan kendaraan adalah sedikit tali kendalinya dan buruk bentuknya. Adapun kesialan rumah adalah kesempitannya, keburukan tetangganya.” (Makarimul Akhlaq: 198)

Rasulullah saw bersabda:
“Menikahlah niscaya kamu akan mendapatkan rizki, karena sesungguhnya pada perempuan ada keberkahan.” (Makarimul Akhlaq: 198)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Kesialan itu terdapat pada perempuan, kuda, dan rumah.” (Makarimul Akhlaq: 198)

Wassalam
Syamsuri Rifai
Posted on July 30, 2008 by Syamsuri Rifai

Sumber : http://syamsuri149.wordpress.com/2008/07/30/keutamaan-menikah-keberkahan-dan-kesialannya/

Kamis, 04 Desember 2008

Cinta Adalah Fitrah Yang Suci

Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah SWT di dalam jiwa manusia , yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya.“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Ar Rum ayat 21)Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor , karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram

Cinta mengandung segala makna kasih sayang , keharmonisan , penghargaan dan kerinduan , disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka , lapang dan sempit.

Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja. Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan puncaknya.Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan.Tapi disamping keindahan bentuk dan rupa harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik.

Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu perasaan manusia.Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia.
Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu dijaga , dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya.

Islam mebersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram.

PERNIKAHAN TEMPAT BERMUARANYA CINTA

“Tidak terlihat diantara dua orang yang saling mencintai (sesuatu yang sangat menyenangkan) seperti pernikahan” (Sunan Ibnu Majah)

Pernikahan dalam islam merupakan sebuah kewajiban bagi yang mampu.Dan bagi insan manusia yang saling menyintai pernikahan seharusnyalah menjadi tujuan utama mereka.

Karena itulah percintaan yang tidak mengarah kepada pernikahan bahkan disertai hal-hal yang diharamkan agama sangat tidak disarankan oleh islam.Cinta dalam pandangan islam bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik , dan bukan pula pembenaran terhadap perilaku yang dilarang agama.Karena hal ini bukanlah cinta melainkan sebuah lompatan birahi yang besar saja yang akan segera pupus.Karena itu cinta memerlukan kematangan dan kedewasaan untuk membahagiakan pasangannya bukan menyengsarakannya dan bukan juga menjerumuskannya ke jurang maksiat.

Percintaan tanpa didasarkan oleh tujuan hendak menikah adalah sebuah perbuatan maksiat yang diharamkan oleh agama.Karena batas antara cinta dan nafsu birahi pada dua orang manusia yang saling menyintai sangatlah tipis sehingga pernikahan adalah sebuah obat yang sangat tepat untuk mengobatinya.

Pernikahan adalah sebuah perjanjian suci yang menjadikan Allah SWT sebagai pemersatunya. Dan tidak ada yang melebihi ikatan ini.Dan inilah puncak segala kenikmatan cinta itu dimana kedua orang yang saling menyinta itu memilih untuk hidup bersama dan saling berjanji untuk saling mengasihi dan berbagi hidup baik suka maupun duka.

sumber : sakinah

sumber : http://titikbalik.wordpress.com/2007/07/13/cinta-adalah-fitrah-yang-suci/